Minggu, 15 Oktober 2017

PELEDAKAN

1.1.  Latar Belakang

Bidang ilmu yang mempelajari tentang peledakan dan permasalahannya dalam teknik pertambangan dikenal dengan teknik peledakan. Peledakan merupakan salah satu metode pembongkaran batuan atau bahan galian, terutama untuk material yang memiliki kekerasan relatif keras. Kegiatan peledakan yang digunakan pada dunia pertambangan dikatakan berhasil apabila target produksi terpenuhi, aman, penggunaan bahan peledak secara efisien, diperoleh dinding batuan yang rata tidak ada over brake, over hang, toe, stump, dan juga dampak minimum terhadap lingkungan (fly rock, getaran, kebisingan, gas beracun, debu). Penentuan geometri, pola dan juga rangkaian peledakan yang sesuai merupakan beberapa hal yang harus dilakukan untuk mencapai suatu keberhasilan di atas.

Kegiatan peledakan memerlukan bahan peledak sehingga mampu menghasilkan suatu reaksi tertentu. Bahan peledak yang dimaksud adalah bahan peledak kimia, yaitu suatu campuran yang sengaja dibuat agar dapat meledak untuk tujuan tertentu, terdiri dari bahan-bahan berbentuk padat dan cair atau campuran keduanya, yang apabila terkena suatu aksi seperti panas, benturan, gesekan, atau ledakan awal akan bereaksi dengan kecepatan tinggi membentuk gas yang menimbulkan efek panas dan tekanan yang sangat tinggi.


Mempelajari mengenai teknik peledakan tidak hanya dapat dilakukan melalui teori yang terdapat pada saat kuliah saja, melainkan juga harus dikenal lebih mendalam melalui praktikum. Oleh karena itu, untuk mendapatkan suatu hasil yang optimal dalam mempelajari teknik peledakan diperlukan suatu kegiatan praktikum agar semua ilmu yang didapatkan diperkuliahan dapat diaplikasikan secara nyata walaupun hanya dalam skala praktikum.
1.2.  Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan praktikum ini adalah mempraktekkan seluruh materi pembelajaran Teknik Peledakan yang dipelajari di kampus untuk diterapkan di lapangan tepatnya di PT. Pertama Mina Sutra Perkasa. Dengan memperhatikan peraturan-peraturan dari KEPMEN 555K dan peraturan dari perusahaan untuk Keselamatan dan Kesehatan, Efisiensi, dan produktivitas kerja dalam pemboran dan peledakan.
1.3.  Manfaat
Manfaat yang kami dapat pada saat pelaksanaan praktikum Teknik Peledakan di PT. Pertama Mina Sutra Perkasa yaitu:
1.      Cara melakukan drilling (pemboran) untuk lubang ledak
2.      Cara mendesain lubang lubang ledak
3.      Merakit bahan peledak primer (Detonator  dan Power Gel)
4.      Pengisian lubang ledak dengan ANFO dan merangkai lubang ledak dengan Detonator dan rangkaian primer
5.      Pengamanan lokasi peledakan
6.      Penyalaan peledakan




1.4.  Pelaksanaan
1.4.1.      Waktu Pelaksanaan
No.
Hari dan Tanggal
Pelaksanaan
1
Jum’at, 15 Januari 2016
Pelaksanaan praktek pengeboran dan peledakan
2
Sabtu, 16 Januari 2016
Pelaksanaan praktikum tambahan pengolahan bahan galian dan pengukuran strike dan dip.

1.4.2.      Lokasi

Pelaksanaan praktikum peledakan dilaksanakan di PT. Pertama Mina Sutra Perkasa, tepatnya Desa Grenden, Kecamatan Puger, Kabupaten jember, Provinsi Jawa timur.
1.5 Peralatan
Dalam kegiatan Teknik Peledakan yang dilakukan di PT. PERTAMA MINA SUTRA PERKASA ada beberapa peralatan yang digunakan, Antara lain :
Ø  Jack Hammer : merk atlas copo ;type RU571
Ø  4 Stick Bor
-. Panjang 80 cm
-. Panjang 160cm
-. Panjang 220cm
-. Panjang 320 cm
Ø  BLG dan Selang Kompressor
Ø  Detonator
Ø  Power Gel
Ø  ANFO
Ø  Stick Bambu
Ø  Kabel Listrik
Ø  Blasting Machine
Ø  Rheostat

DASAR TEORI

2.1. Pengetahuan Umum Peledakan
Peledakan adalah kegiatan pemecahan suatu material (batuan) dengan menggunakan bahan peledak atau proses terjadinya ledakan. Suatu operasi peledakan batuan akan mencapai hasil optimal apabila perlengkapan dan peralatan yang dipakai sesuai dengan metode peledakan yang diterapkan. Dalam membicarakan perlengkapan dan peralatan peledakan perlu hendaknya terlebih dahulu dibedakan pengertian antara kedua hal tersebut. Peralatan peledakan (blasting eqipment) adalah alat-alat yang dapat digunakan berulang kali, misalnya blasting machine, crimper, dan sebagainya. Sedangkan perlengkapan peledakan hanya diperlukan dalam satu kali proses peledakan atau tidak bisa digunakan berulang kali. Untuk setiap metode peledakan, perlengkapan dan peralatan yang diperlukan berbeda-beda. Oleh karena itu agar tidak terjadi kerancuan dalam pengertian, maka dibuat sistematika berdasarkan tiap-tiap metode peledakan dalam arti bahwa perlengkapan dan peralatan akan dikelompokkan berdasarkan metodenya.

Pekerjaan peledakan adalah pekerjaan yang penuh bahaya. Oleh karena itu, harus dilakukan penuh perhitungan dan hati-hati, agar tidak terjadi kegagalan atau bahkan kecelakaan. Untuk itu operator yang melakukan pekerjaan peledakan harus mengerti benar tentang cara kerja, sifat dan fungsi dari peralatan yang digunakan. Karena persiapan peledakan yang kurang baik akan menghasilkan atau bisa menyebabkan hasil yang tidak sempurna serta mengandung resiko bahaya terhadap keselamatan pekerja maupun peralatan. Dalam hal ini pemilihan metode peledakan, pemilihan serta penggunaan peralatan dan perlengkapan juga berpengaruh terhadap hasil yang dicapai.
Bahan peledak adalah bahan peledak kimia yang didefinisikan sebagai suatu bahan kimia senyawa tunggal atau campuran berbentuk padat, cair, atau campurannya yang apabila   diberi   aksi   panas,benturan,   gesekan   atau   ledakan   awal   akan   mengalami   suatu   reaksikimiaeksotermis sangat cepat dan hasil reaksinya sebagian atau seluruhnya berbentuk gas disertai panas dan tekanan sangat tinggi yang secara kimia lebihstabil.Panas dari gas yang dihasilkan reaksi peledakan tersebut sekitar 4000°C. Adapun tekanannya, menurut Langerfors   dan   Kihlstrom (1978) bisa   mencapailebih dari 100.000   atm   setara dengan101.500 kg/cm² atau 9.850 MPa (» 10.000MPa). Sedangkan energi per satuan waktu yang ditimbulkansekitar   25.000   MWatau 5.950.000   kcal/s.   Perlu   difahami   bahwa   energi   yang   sedemikian   besar itu bukan merefleksikan jumlah energi yang memang tersimpan di dalam bahan peledak begitu besar, namun kondisi ini terjadi akibat reaksi peledakan yangsangat cepat, yaitu berkisar antara 2500 - 7500meter per second (m/s). Olehsebab itu kekuatan energi tersebut hanya terjadi beberapa detik saja yanglambatlaun berkurang seiring dengan perkembangan keruntuhan batuan.

2.2. Reaksi dan produk peledakan
Peledakan akan memberikan hasil yang berbeda dari yang diharapkan karena tergantung pada kondisi   eksternal   saat   pekerjaan   tersebut   dilakukan   yang mempengaruhi   kualitas   bahan   kimiapembentuk bahan peledak tersebut. Panas merupakan awal terjadinya proses dekomposisi bahankimia pembentuk bahan peledak yang menimbulkan pembakaran, dilanjutkan dengan deflragrasi dan terakhir detonasi.  Proses   dekomposisi bahan peledak diuraikan sebagai berikut:  Pembakaran adalah reaksi permukaan yang eksotermis dan dijaga keberlangsungannya oleh panas yang dihasilkandari reaksi itu sendiri danproduknya berupa pelepasan gas-gas. Reaksi pembakaran memerlukan unsuroksigen (O2) baik yang terdapat di alam bebas maupun dari ikatan molekuler bahan atau material yang terbakar. Untuk menghentikan kebakaran cukupdengan mengisolasi material yang terbakar darioksigen.Deflagrasi   adalah   proses   kimia   eksotermis   di   mana   transmisi   dari   reaksidekomposisididasarkan pada konduktivitas termal (panas). Deflagrasimerupakan fenomena reaksi permukaan yangreaksinya   meningkat   menjadiledakan   dan   menimbulkan   gelombang   kejut   shock   wave)   dengan kecepatan rambat rendah, yaitu antara 300 – 1000 m/s atau lebih rendah dari kecep suara(subsonic).Ledakan, menurut Berthelot, adalah ekspansi seketika yang cepat darigas menjadi bervolumelebih besar dari sebelumnya diiringi suara keras dan efekmekanis yang merusak. Dari definisi tersebutdapat tersirat bahwa ledakan tidak melibatkan reaksi kimia, tapi kemunculannya disebabkan olehtransfer energi kegerakan massa yang menimbulkan efek mekanis merusak disertai panas dan bunyi yang keras. Contoh ledakan antara lain balon karet ditiup terus akhirnya meledak, tangki BBM terkenapanas   terus   menerus   bisa   meledak,   dan   lain-lain.d)   Detonasi   adalah   proses   kimia-fisika   yangmempunyai kecepatan reaksi sangat tinggi, sehingga menghasilkan gas dan temperature sangat besaryang semuanya membangun ekspansi gaya yang sangat besar pula.

2.3 Klasifikasi Bahan Peledak
Bahan   peledak   diklasifikasikan   berdasarkan   sumber   energinya   menjadi   bahanpeledakmekanik, kimia dan nuklir. Karena pemakaian bahan peledak darisumber kimia lebih luas dibandingdari sumber energi lainnya, maka pengklasifikasian bahan peledak kimia lebih intensif diperkenalkan.Pertimbangan pemakaiannya antara lain, harga relatif murah, penanganan teknis lebih mudah, lebihbanyak variasi waktu tunda (delay time) dan dibanding nuklir tingkat bahayanya lebih rendah. Bahanpeledak   permissibledalam   klasifikasi   di   atas   perlu   dikoreksi   karena   tidak   semua   merupakanbahanpeledak lemah. Bahan peledak permissible digunakan khusus untuk memberaikan batubaraditambang batubara bawah tanah dan jenisnya adalah blasting agent yang tergolong bahan peledakkuatSampai saat ini terdapat berbagai cara pengklasifikasian bahan peledak  kimia, namun  padaumumnya kecepatan reaksi merupakan dasar pengklasifikasian tersebut.Menurut R.L. Ash (1962),bahan peledak kimia dibagimenjadi. Bahan peledak kuat (high explosive) Bila memiliki sifat detonasiataumeledak dengan kecepatan reaksi antara 5.000 – 24.000 fps (1.650 – 8.000 m/s)Bahan peledaklemah (low explosive) Bila memiliki sifat deflagrasi atau terbakar kecepatan reaksi kurang dari 5.000fps (1.650 m/s).

2.4. Sifat Bahan Peledak
Sifat bahan peledak mempengaruhi hasil peledakan, diantaranya yaitu Kekuatan (Strength) Kekuatan suatu bahan peledak berkaitan dengan kandungan energi yang dimiliki oleh bahan peledak tersebut   dan   merupakan ukuran   kemampuan   bahan   peledak   tersebut   untuk   melakukan   kerja, biasanya dinyatakan dalam %.
2.5. Kecepatan Detonasi
Kecepatan   Detonasi   (velocity   of   detonation   =   VOD)   merupakankecepatan   gelombangdetonasi   yang   menerobos   sepanjang   kolom   isian   bahanpeledak,   dinyatakan   dalam   meter/detik.kecapatannya tergantung dari: jenisbahan peledak (ukuran butir, bobot isi), diameter dodol (diameter lubang ledak)
2.6. Kepekaan (Sensivity)
Kepekaan (Sensivity) adalah ukuran besarnya impuls yang diperlukanoleh bahan peledakuntuk mulai bereaksi dan menyebarkan reaksi peledakankeseluruh isian. Kepekaan ini tergantungpada : komposisi kimia, ukuran butir,bobot isi, pengaruh kandungan air, dan temperatur.Bobot IsiBahan Peledak(density)  adalah perbandingan  antara berat  dan  volume bahan  peledak,dinyatakan dalam gr/cm3. Bobot isi ini biasanya dinyatakan dalam specific gravity (SG). stick count (SC) atau loading density (de)Tekanan Detonasi (DetonationPressure) Tekanan Detonasi (Detonation Pressure)merupakan penyebarantekanan gelombang ledakan dalam kolom isian bahan peledak, dinyatakan


HASIL PENGAMATAN

Dari hasil pengamatan yang kita peroleh dari praktikum peledakan yang telah kita lakukan di PT. PERTAMA MINA SUTRA PERKASA di Desa Grenden Kecamatan Puger Kabupaten Jember kita dapat mengetahui tatacara menentukan pembuatan lubang bor untuk tempat handak di letakkan dan cara merakit handak mulai dari pemasangan detonator ke power gel yang bertujuan sebagai pemicu peledakan dan cara pengisian anfo kedalam lubang bor.dan dari hasil pengamatan yang di peroleh, adapun data- data yang di dapatkan yaitu sebagaimana berikut:
Data di lapangan:
Ø  batuan gamping yang memiliki kekerasan 6-7 skala mohs
Ø  burden 1,5 meter dan spasi 2,5 meter
Ø  kedalaman lubang bor 3,2 meter
Ø  diameter 33 mm
Ø  jumlah lubang 45 dibagi 6 baris
Ø  tinggi jenjang 4 meter dengan kedalaman 2 meter
Ø  1 lubang 4 kali ganti stick drill
Ø  Produktifitas 1 lubang 16 ton
Ø  Waktu drilling untuk 1 lubang 40 menit kedalaman 3,2 meter
Dalam satu lubang berisi
Ø  aluminium nitrat (ANFO) 1,2 kg
Ø  satu detonator
Ø  satu power gel  berat 2 ons (dipotong menjadi 4 bagian)


PEMBAHASAN

4.1. Pola Pemboran
Keberhasilan suatu peledakan salah satunya terletak pada ketersediaan bidang bebas yang mencukupi. Pola pemboran merupakan suatu pola pada kegiatan pemboran dengan mendapatkan lobang-lobang tembak secara sistematis. Pola pemboran yang bisa diterapkan pada tambang terbuka bisaanya ada tiga macam pola pemboran yaitu:
a) Pola Bujur Sangkar (square pattern) Pola pemboran ini adalah dimana jarak antara burden dan spasi nya sama panjang yang membentuk bujursangkar.
b) Pola Persegi Panjang (rectangular pattern) Pola pemboran persegi panjag dimana ukuran spacing dalam satu baris lebih besar dari jarak burden yang membentuk pola persegi panjang. Untuk mendapatkan fragmentasi yang baik, pola ini kurang tepat karena daerah yang tidak terkena pengaruh peledakan cukup besar.
c) Pola selang-seling (staggered pattern) Dalam pemboran selang seling lobang tembak dibuat seprti zig zag sehingga membentuk pola segi tiga atau melingkar. Dimana jarak spacing besar sama atau lebih besar dari pada jarak burden. Pada pola ini daerah yang tidak terkena pengaruh peledakan cukup kecil dibandingkan dengan pola yang lainya. Namun pada penerapan dilapangan pola ini cukup sulit melakukan pemboran dan pengaturan lebih lanjut. Tetapi untuk menperbaiki fragmentasi batuan hasil peledakan maka pola ini lebih cocok untuk digunakan.
Pada penambangan Terbuka kebanyakan batuan yang keras membutuhkan peledakan sebelum penggalian di tambang permukaan. Biasanya empat jenis bahan peledak umum digunakan di pertambangan permukaan: slurries, Mixes dry, emulsi dan ANFO hybrid heavy. Pemilihan bahan peledak tergantung pada banyak faktor, terutama meliputi: critical diameter, hydrostatic pressure, temperature, minimum primer weight, density weight strength, bulk strength, gap sensitivity, water resistance, loading procedures, coupling atau decoupled properties, shelf life, reliability for bulk operations, overall drilling, pengeboran secara keseluruhan dan ekonomi peledakan.
Geometri Peledakan
Geometri peledakan merupakan kemponen-komponen dalam peran lapangan untuk melakukan peledakan, sehingga proses peledakan berjalan lancar. Untuk mendapatkan hasil peledakan yang baik diperlukan suatu perencanaan terhadap besaran geometri.
Adapun unsur-unsur geometri peledakan, yaitu:
B (Burden) yaitu jarak lubang ledak kebidangan bebas dan jarak tegak lurus dari lubang isian bahan peledak dengan bidang bebas.
S (Spacing) yaitu jarak antara penutup lubang bor yang dirangkai dalam baris.
T (Stemming) yaitu tanah penutup lubang ledak dari material penampet cutting hasil pemboran.
L (Tinggi Jenjang) yaitu jarak lubang ke lantai jenjang.
H (Kedalaman Lubang) yaitu penjumlahan dari stemming ditambah panjang isian.
PC (panjang isian) yaitu kedalaman lubang dikurangi panjang isian.
J (Subdrilling) yaitu kelebihan panjang lubang ledak.
Hitungan penentuan luas wilayah drilling:

Ø  colom  = jumlah lubang ledak/ jumlah baris
= 45/6
= 7,5m
Ø  panjang = jumlah baris x panjang spasi
= 6 x 2,5
= 15 m
Ø  lebar    = panjang colom x burden
= 7,5 x 1,5
= 11,25 m
Jadi luas wilayah drilling        = panjang x lebar
                                                =15 x 11,25
                                                = 168,75 m2
4.2. Tahapan Peledakan
Tahapan yang dilaksanakan dalam mempersiapkan suatu peledakan adalah sebagai berikut:
  1. Buat Lubang bor dengan ukurn diameter dan kedalaman sesuai perancanaan
  2. Mempersiapkan detonator dan merakit “primer”
  3. Masukkan bahan peledak / dinamit kedalam lubang bor, kemudian masukkan “primer”
  4. Masukkan material pasir atau tanah sebagai penyumbat lubang dan dimampatkan dengan tongkat dari kayu/tembaga/kuningan.
  5. Rangkai dan hubungkan tiap-tiap lubang tembak sesuai urutan peledakan.
  6. Dilakukannya pengamanan lokasi di kawasan peledakan
  7. Penyalaan
Awal dari suksesnya kerja peledakan tergantung pada pola dan metode peledakan serta prosedur dan tata cara persiapan peledakan, dan apabila persiapan kurang baik dapat terjadi hal – hal:
  • Volume dan ukuran fragmen buatan hasil peledaakan tak sesuai dengan rencana.
  • Satu atau lebih lubang tembak akan “mangkir”
  • Kemungkinan terjadi peledakan premature dan “flying-rock”






BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan
            Bahan peledakan adalah Zat yang berbentuk padat, cair, gas ataupun campurannya yang apabila terkena suatu aksi, berupa panas, benturan, tekanan, hentakan atau gesekan akan berupa secara fisik maupun kimiawi menjadi zat lain yang lebih stabil. Memberikan suasana kerja atau lingkungan yang aman sehingga dicapai hasil kerja yang menguntungkan dan bebas dari segala bahaya, baik terhadap manusia, mesin alat, material ataupun metode kerja pada saat dilakukannya operasi penambangan. Bilamana peledakan itu dilakukan maka keselamatan dan lingkungan pun perlu di perhatikan sebagai bagian utama dari melakukan suatu peledakan.
            Dari kegiatan praktikum peledakan di PT. PERTAMA MINA SUTRA PERKASA di kabupaten Jember dapat ditarik kesimpulan diantaranya:
Ø  Pola peledakan yang digunakan mengunakan pola melingkar seri / selang seling
Ø  Jumlah lubang bor 45 lubang dengan diameter 33 mm dan bibagi menjadi 6 baris dengan luasan 168,75 m2 dengan tinggi jenjang 4 meter
Ø  Dan waktu drilling rata rata untuk satu lubang 20-30 menit
Ø  Awal dari suksesnya kerja peledakan tergantung pada pola dan metode peledakan serta prosedur dan tata cara persiapan peledakan.
Ø  Kegagalan peledakan dalam peledakan diantaranya frakmen tidak sesuai rencana, flying rock, misfire (gagal ledak).
5.2. Saran
            Untuk praktikum peledakan kami harapkan semoga berjalan lebih baik lagi di tahun tahun selanjutkan serta di lakukan kordinasi lebih baik supaya tidak terjadi kesalah pahaman Antara mahasiswa dengan panitia dan dosen pelaksana praktimum peledakan.
Serta saran untuk perusahaan supaya kerjasama antara PT. PERTAMA MINA SUTRA PERKASA dengan pihak jurusan teknik pertambangan INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA berjalan terus untuk tahun tahun berikutnya utamanaya dalam praktikum peledakan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

laporan mekanika batuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia pertambangan sekarang mempunyai peranan penting dalam perkembangan negara di dunia, k...