Asal
mula batubara
Pembentukan batubara dimulai sejak Batu bara adalah sisa tumbuhan dari jaman prasejarah yang berubah bentuk
yang awalnya berakumulasi di rawa dan lahan gambut. Penimbunan
lanau dan sedimen lainnya, bersama dengan pergeseran kerak bumi (dikenal sebagai pergeseran tektonik) mengubur rawa dan
gambut yang seringkali sampai ke kedalaman yang sangat dalam. Dengan penimbunan
tersebut, material tumbuhan tersebut terkena suhu dan tekanan yang tinggi. Suhu
dan tekanan yang tinggi tersebut menyebabkan tumbuhan tersebut mengalami proses
perubahan fisika dan kimiawi dan mengubah tumbuhan tersebut menjadi gambut dan
kemudian batu bara.
Carboniferous Period (Periode Pembentukan
Karbon atau Batu Bara) – dikenal sebagai zaman batu bara pertama yang
berlangsung antara 360 juta sampai 290 juta tahun yang lalu. Mutu dari setiap
endapan batu bara ditentukan oleh suhu dan tekanan serta lama waktu
pembentukan, yang disebut sebagai ‘maturitas organik’. Proses awalnya gambut
berubah menjadi lignite (batu bara muda) atau ‘brown coal (batu bara coklat)’ –
Ini adalah batu bara dengan jenis maturitas organik rendah. Dibandingkan dengan
batu bara jenis lainnya, batu bara muda agak lembut dan warnanya bervariasi
dari hitam pekat sampai kecoklat-coklatan.
Mendapat pengaruh suhu dan tekanan yang terus
menerus selama jutaan tahun, batu bara muda mengalami perubahan yang secara
bertahap menambah maturitas organiknya dan mengubah batubara muda menjadi batu
bara ‘sub-bitumen’.Perubahan kimiawi dan fisika terus berlangsung hingga batu
bara menjadi lebih keras dan warnanya lebh hitam dan membentuk ‘bitumen’ atau
‘antrasit’. Dalam kondisi yang tepat, penigkatan maturitas organik yang semakin
tinggi terus berlangsung hingga membentuk antrasit.
Jenis-jenis
Batu Bara
Tingkat perubahan yang dialami batu bara,
dari gambut sampai menjadi antrasit – disebut sebagai pengarangan – memiliki
hubungan yang penting dan hubungan tersebut disebut sebagai ‘tingkat mutu’ batu
bara.
1.
Batubara dengan mutu yang
rendah, seperti batubara muda dan sub-bitumen yang biasanya lebih lembut dengan
materi yang rapuh dan berwarna suram seperti tanah. Baru bara muda memilih
tingkat kelembaban yang tinggi dan kandungan karbon yang rendah, dan dengan
demikian kandungan energinya rendah.
2.
Batubara dengan mutu yang
lebih tinggi umumnya lebih keras dan kuat dan seringkali berwarna hitam
cemerlang seperti kaca. Contohnya adalah batubara bitumen dan antrasit.
Batubara dengan mutu yang lebih tinggi memiliki kandungan karbon yang lebih
banyak, tingkat kelembaban yang lebih rendah dan menghasilkan energi yang lebih
banyak. Antrasit adalah batubara dengan mutu yang paling baik dan dengan
demikian memiliki kandungan karbon dan energi yang lebih tinggi serta tingkat
kelembaban yang lebih rendah.
Kegunaan dan manfaat Batu Bara
Batu bara memiliki berbagai penggunaan yang
penting di seluruh dunia. Penggunan yang paling penting adalah untuk .
1.
bahan bakar
pembangkit listrik
2.
produksi besi dan baja
3.
bahan bakar pembuatan
semen
4.
bahan bakar cair.
Penggunaan batu bara yang penting
lainnya mencakup pusat pengolahan alumina, pabrik kertas, dan industri kimia
serta farmasi. Beberapa produk kimia dapat diproduksi dari hasil-hasil
sampingan batubara. Ter batu bara yang dimurnikan digunakan dalam pembuatan
bahan kimia seperti minyak kreosot, naftalen, fenol dan benzene. Gas amoniak
yang diambil dari tungku kokas digunakan untuk membuat garam amoniak, asam nitrat
dan pupuk tanaman. Ribuan produk yang berbeda memiliki komponen batu bara atau
hasil sampingan batu bara:sabun, aspirin, zat pelarut, pewarna, plastik dan
fiber, seperti rayon dan nylon.
1.
Batu bara juga merupakan
suatu bahan yang penting dalam pembuatan produk-produk tertentu:
2.
Karbon teraktivasi –
digunakan pada saringan air dan pembersih udara serta mesin pencuci darah.
3.
Serat karbon – bahan
pengeras yang sangat kuat namun ringan yang digunakan pada konstruksi, sepeda
gunung dan raket tenis.
4.
Metal silikon – digunakan
untuk memproduksi silikon dan silan, yang pada gilirannya digunakan untuk
membuat pelumas, bahan kedap air, resin, kosmetik, shampo dan pasta gigi.
Briket
Batubara
Briket Batubara adalah bahan bakar padat yang terbuat dari Batubara dengan
sedikit campuran seperti tanah liat dan tapioka. Briket Batubara mampu menggantikan
sebagian dari kegunaan Minyak Tanah sepeti untuk : Pengolahan Makanan,
Pengeringan, Pembakaran dan Pemanasan. Bahan baku utama Briket Batubara adalah
Batubara yang sumbernya berlimpah di Indonesia dan mempunyai cadangan untuk
selama lebih kurang 150 tahun. Teknologi pembuatan Briket tidaklah terlalu
rumit dan dapat dikembangkan oleh masyarakat maupun pihak swasta dalam waktu
singkat.
Sebetulnya di Indonesia telah mengembangkan Briket Batubara sejak tahun
1994 namun tidak dapat berkembang dengan baik mengingat Minyak Tanah masih
disubsidi sehingga harganya masih sangat murah, sehingga masyarakat lebih
memilih Minyak Tanah untuk bahan bakar sehari-hari. Namun dengan kenaikan harga
BBM per 1 Oktober 2005, mau tidak mau masyasrakat harus berpaling pada bahan
bakar alternatif yang lebih murah seperti Briket Batubara.
Briket batubara
dipilih oleh masyarakat sebagaibahan bakar alternatifkarena
dilihat dari segi keunggulannya.
Adapun keunggulan briket batubara adalah:
1.
lebih murah
2. nilai kalor
yang tinggi dan
kontinyu sehingga sangat
baik untuk pembakaran yang lama
3. tidak
beresiko meledak/terbakar
4. tidak mengeluarkan suara bising serta tidak
berjelaga
5.
sumber batubara melimpah.
Ada 4 dasar pemikiran mengapa briket
perlu mendapat perhatian
yang serius dalam pengembangan
diversifikasi energi di Indonesia yaitu :
1.
Makin menipisnya cadangan
minyak bumi
2. Potensi
dan kualitas batubaranya cukup tersedia dan dapat menghasilkan briket yang
mempunyai persyaratan
3. Tersedianya teknologi
sederhana yang memungkinkan batubara
dapat dibentuk menjadi briket
4.
Dapat menggantikan penggunaan
kayu bakar yang
sangat meningkatkonsumsinya dan
berpotensi merusak ekologi hutan.
Adapun manfaat briket batubara adalah
:
1.
Pemasok Bahan
Bakar Yang Potensial
dan Dapat Dihandalkan
Untuk Rumah Tangga dan Industri Kecil.
2. Sumberdaya Energi Yang Mampu Menyuplai Dalam
Jangka Panjang.
3. Pengganti
BBM/Kayu Bakar Dalam Industri Kecil dan Rumah Tangga.
4. Merupakan
tempat penyerapan tenaga kerja yang cukup berarti baik di pabrik briketnya,
distributor, industri tungku, dan mesin briket.
5. Merupakan
bahan bakar yang harganya terjangkau bagi masyarakat pada daerah-daerah
terpencil.
6. Memberikan
sumber pendapatan kepada penyuplai bahan baku
briket seperti batubara, tanah
liat, kapur, serbuk biomas.
7. Sebagai
wadah pengalihan teknologi dan keterampilan bagi tenaga kerja Indonesia baik
langsung maupun tidak langsung.
8.
Menghasilkan briket batubara yang sangat
dibutuhkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan UKM dalam kebutuhan
energinya yang akan terus meningkat setiap tahunnya
Beberapa parameter dalam pembuatan
briket batubara antara lain :
1.
Ukuran butir batubara.
2. Tekanan
mesin pada waktu pembriketan.
3.
Kadar air yang
bterkandung dalm batubara.
Briket batubara memiliki keterbatasan
yaitu waktu penyalaan awal memakan waktu 5 – 10 menit dan diperlukan sedikit
penyiraman minyak tanah sebagai penyalaan
awal, briket batubara hanya efisien jika digunakan untuk jangka waktu
diatas 2 jam.
1.
Sifat Briket yang Baik
Sifat briket yang baik memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
1)
Tidak berasap dan tidak
berbau pada saat pembakaran.
2) Mempunyai
kekuatan tertentu sehingga
tidak mudah pecah
waktu diangkat dan dipindah-pindah.
3) Mempunyai suhu pembakaran yang tetap ( C)
dalam jangka waktu yang cukup panjang (8-10 jam).
4) Setelah pembakaran
masih mempunyai kekuatan
tertentu sehingga mudah untuk
dikeluarkan dari dalam tungku masak.
5) Gas
hasil pembakaran tidak mengandung gas karbon monoksida yang tinggi.
2.
Proses Pembuatan Briket
Batubara
Terdapat tiga cara pembuatan briket
batubara yaitu: Teknologi dengan karbonisasi, Teknologi tanpa karbonisasi dan
Teknologi biobatubara (biocoal).
Batubara halus - 3 mm dikeringkan sampai kadar air 10 %,
ditambahkan biomasa
(berupa bagas, serbuk gergaji)
kemudian dicetak pada tekanan pembriketan 2-3
ton/cm2
1. Karbonisasi (super)
Jenis ini
mengalami terlebih dahulu
proses dikarbonisasi sebelum menjadi Briket.
Dengan proses karbonisasi
zat-zat terbang yang terkandung dalam
briket batubara tersebut
diturunkan serendah mungkin
sehingga produk akhirnya tidak berbau dan berasap, namun biaya produksi menjadi
meningkat karena pada batubaratersebut terjadi rendemen sebesar
50%. Briket ini
cocok untuk digunakan untuk keperluan rumah tangga serta lebih aman dalam
penggunaannya.
2. Non Karbonisasi (biasa)
Jenis yang
ini tidak mengalamai
dikarbonisasi sebelum diproses menjadi briketdan harganya pun
lebih murah. Karena zat terbangnya masih terkandung dalam briket batubara maka pada penggunaannya
lebih baik menggunakan
tungku (bukankompor) sehingga
akan menghasilkan pembakaran yang sempurna dimana seluruhzat terbang
yang muncul dari briket akan habis terbakar oleh lidah api dipermukaan tungku.
Briket ini umumnya digunakan untuk industri kecil
3.Teknologi biobatubara (biocoal)
Batubara
halus - 3 mm dikeringkan sampai kadar
air 10 %, ditambahkan biomasa (berupa bagas, serbuk
gergaji) kemudian dicetak pada tekanan pembriketan 2-3 ton/cm. Bentuk Briket Batubara Terdapat 2 bentuk briket
batubara :
1.
Bentuk Telur
2.
Bentuk kubus berlubang
Komposisi Briket Batubara
Proses pembriketan
batubara dapat didefinisikan sebagai
suatu proses pengolahan batubara,
dimana briket yang
dihasilkan mempunyai bentuk,
ukuran fisik, sifat kimia tertentu dengan
menggunakan teknik yang tepat, komposisi briket batubara diantaranya:
1.
Batubara
Briket batubara dapat dibuat dari
bermacam-macam rank batubara, tergantungpada jenis batubara yang ada, misalnya:
lignite, sub-bituminous, bituminous, semiantrasit dan anthrasite. Kualitas briket batubara dapat
dipengaruhi oleh kualitas
batubara yang digunakan.
Batubara yang mengandung zat
terbang yang terlalu tinggi cenderung mengeluarkan asap hitam dan berbau tidak
sedap. Batubara yang digunakan pada penelitian ini adalah batubara jenis semi
antrasit.
2.
Jerami
Jerami padi merupakan salah satu
limbah pertanian yang mempunyai potensi
yang cukup besar
sebagai sumber bahan
bakar. Ketersediaan limbah ini
biasanya padasaat musim kering dimana persediaan hijauan telah berkurang baik
kualitas maupunkuantitasnya.
3.
Ampas Tebu
Ampas tebu merupakan Iimbah pabrik
gula yang banyak ditemukan di
berbagai daerah seperti
Medan, Jakarta, dan
kota-kota lainnya dan sangat mengganggu apabila tidak dimanfaatkan.
Saat ini belum banyak peternak menggunakan ampas tebu tersebut untuk bahan
pakan ternak, hal ini mungkin karena ampas tebu memiliki serat kasar dengan
kandungan lignin sangat tinggi ( 19.7%) dengan kadar protein kasar rendah
(28%). Namun limbah ini sangat potensi sebagai bahan tambahan yang digunakan
dalam proses pembuatn briket.
4.
Tetes (Molasses)
Molases diperoleh dari proses kristalisasi larutan
tebu yang tidak dapat menghasilkan gula lagi. Molases merupakan larutan kental
berwarna coklat kehitaman yang
dapat digunakan sebagai
bahan perekat untuk batubara dan bahan campurannya.
Pemilihan
perekat berdasarkan pada:
1) perekat
harus memiliki daya adhesi yang baik bila dicampur dengan semikokas.
2) perekat harus
mudah didapat dalam
jumlah banyak dan
harganya murah.
3) perekat
tidak boleh beracun dan berbahaya.
III.3.3
Dampak Lingkungan Pembakar Briket
Nilai
strategis dan ekonomis
pemanfaatan batubara sebagai
bahan bakar sering terkendala
oleh dampak lingkungan yang berasal dari emisi dan sisa pembakaran,yang
langsung maupun tidak langsung berpengaruh kepada kesehatan manusia.Selain itu,
pembakaran batubara dengan
jumlah yang sangat banyak akan
mempengaruhi kondisi lingkungan, antara lain berupa gas rumah kaca seperti CO
dan lain-lain.
Secara umum polutan yang timbul
akibat pembakaran batubara antara lain
partikel halus, belerang,
NOx, dan trace
element (seperti flourin, selenium, dan arsen) serta
bahan-bahan organik yang tidak terbakar secara sempurna. Unsur-unsur ini
terbentuk pada saat pembentukan sebagai proses alam. Dengan demikian sederhana
untuk mendapatkan kondisi pembakaran yang
bersih, semua zat
pengotor tersebut harus
ditiadakan paling tidak dicegah agar tidak merebak menjadi
polutan yang teremisikan. Ada tiga faktor
utama yang mempengaruhi lingkungan
akibat dari pembakaran briket
batubara :
1.
Jenis bahan baku
(batubara)
Jenis bahan
baku dan bahan
pembantu yang digunakan
harus menggunakan bahan yang bersih dari polutan. Semakin baik bahan
yang digunakan, semakin sedikit
emisi yang ditimbulkan. Emisi
berbahaya, seperti gas SOx dan NOx pada dasarnya ditimbulkan dari
batubara yang memiliki kadar pengotor yang tinggi. Bahan pengikat yang berasal dari lempung yang
tidak mengandung zat-zat yang berbahaya.
2.
Tungku
Tungku yang
digunakan hendaknya mampu
memfasilitasi pembakaran yang sempurna, artinya dapat menyeimbangkan
aliran udara (oksigen) dengan baik.Tungku
dengan penutup pengurang
emisi yang dikembangkan oleh
tekMIRA ternyata sangat membantu mengurangi emisi secara signifikan.
3.
Ruangan (dapur) tempat
memasak
Ruangan tempat memasak hendaknya
memiliki ventilasi yang baik, artinya udara
segar dapat bersirkulasi
dengan cepat. Kondisi
ini akan sangat membantumenghindari dampak
langsung dari polusi
kepada kesehatan
pemasak.Dengan memperhatikan ketiga
faktor diatas, secara teoritis dapat dihindari berbagai
dampak negatif atas penggunaan briket batubara dari pengukuran emisi (SOx,
NOx, dan CO) yang dilakukan tekMIRA,
diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan briket batubara secara umum masih aman
dengan kadar emisi masih jauh dibawah ambang batas yang diperkenankan oleh
kementrian lingkungan hidup.
Pembakaran briket batubara pada menit
pertama diawali pembakaran biasa yang memiliki kadar CO yang mencapai 1000 ppm,
SOx 250 ppm dan NOx mencapai 100 ppm. Selang 10 menit kemudian terutama jika
pembakaran sempurna emisi ini boleh dikatakan sudah tidak terdeteksi. Kondisi
yang terbaik jika menggunakan tungku dengan penutup pengurang emisi (PPE) dan
dapur mempunyai ventilasi yang baik.
PRINSIP KERJA PEMBUATAN BRIKET
Alat Dan Bahan.
ALAT
1.
Neraca digitaal
Neraca digital digunakan untuk
menimbang berat dari batubara,air,tepung,dan bahan-bahan lainnya agar
takarannya pas.
2. Ayakan
Digunakan untuk memisahkan untuk
memisahkan serbuk kayu yang halus dan agak kasar pada kegiatan pembuatan briket
kali ini digunakan serbuk kayu yang kasar.
3. Wadaah pencampur
Awadah pencampur digunakan untuk mencampur bahan-bahan pembuatan briket
batubara.
1. 4. Sendok
Digunakan untuk mengaduk bahan-bahan yang akan dicampur didalam wadah
pencampur.
5. SPRITUS
Digunakan untuk membakar briket dalam uji coba briket.
6. Alat
penghalus
7. Wadah air
Digunakan untuk menakar
seberapa banyak aor yang digunakan untuk pencampuran.
9.
Stopwatch
Digunakan untuk menghitung waktu pada uji coba pembakaran briket.
10.
Alat tulis
Digunakan untuk mencatat hal-hal pada kegiatan praktikum selama
berlangsung.
11. Alat pengepres
Digunakan untuk mencetak briket.
12. Tungku
pembakaran
Digunakan sebagai pengujicobaan
kemampuan briket untuk menjadi bara seberapa lama.
Bahan
1. Batubara
Merupakan bahan pokok pembuatan briket.
2. Air
Digunakan untuk mencampur mencampur atau
mengencerkan lem dan tepung.
Digunakan sebagai bahan perekat.
4. Serbuk
gergaji
Digunakan sebagai pencampur batubara agar cepat terbakar.
5.
Lem kayu
Digunakan sebagai perekat pembuatan briket.
Cara Kerja
1.
Siapkan
bongkahan batu bara.
2.
Hancurkan
batubara sampai ukuran 10 mesh.
3.
Ayak
batubara mengunakan ayakan, ambil batubara yang lolos ayakan 100gram dan 150
gram.
4.
Siapkan tepung terigu 40 gram untuk 2 sample.
5.
Siapkan
air bersih 120 gram untuk 2 sample.
6.
Siapkan
serbuk kayu kasar sebesar 100 gram untuk
2 sample
7.
Siapkan
lem 8 kali.
8.
Campur air
dan tepung dengan air.
9.
Apabila
sudah tercampur masukan serbuk kayu dan batu bara secara sedikit-sedikit.
10.
Campur
semua bahan yang telah dimasukan didalam wadah pencampuran.
11.
Masukan
bahan-bahan tersebut kedalam mesin pres.
12.
Lalu
keluarkan briket dari dalam mesin pres.
13.
Jemur
briket sampai benar-benar kering.
14.
Setelah kering bakar briket dalam tungku.
15.
Hitung waktu pembakaran kedua sample tersebut mulai
dari awal pembakaran sampai habis briketnya.
16.
Bandingkan
sample 100gram dengan sample 150 gram.
HASIL
Briket
Briket adalah bahan bakar padat yang
tebuat dari batubara dengan sedikit campuran seperti lem kayu dan tapioka.
Briket batubara mampu menggantikan
sebagian dari kegunaan minyak tanah seperti untuk pengolahan makanan ,
pengeringan, pembakaran dan pemanasan. Bahan baku utama pembuatab briket batu
bara adalah batubara yang sumbernys berlimpah di indonesia dan mempunyai
cadangan untuk hampir lebih kurang 150 tahun.
Briket Batubara Berat 100 Gram
Dari hasil
pembuatan briket 100 gram dengan dicampurkan dengan bahan-bahan lain dan sudah
dipres oleh mesin pres kemudian dilakukan penjemuran sampai benar-benar
kering kemudian dilkukan pembakaran
untuk menguji seberapa lama kemampuan briket batubara tersebut mampu menjadi
bara.
Pada sample
pertama ini dengan menggunakan bahan utamanya batu bara dengan berat 100 gram
yang direndam di spirtus dengan waktu 2 menit untuk yang ada di tungku dan 1
cuckup dengan membasahi dengan spirtus untuk yang berada diatas tungku kemudian
dilakukan pembakaran dari mulai pembakaran 1: 23 dan sampai menjadi bara dan
habis 14: 58 sehingga dapat diakumulasikan bahwa mampu menyala sampai 1 jam 35
menit.
Briket
Batubara Berat 150 Gram
Dari hasil
pembuatan briket 150 gram dengan dicampurkan dengan bahan-bahan lain dan sudah
dipres oleh mesin pres kemudian dilakukan penjemuran sampai benar-benar
kering kemudian dilkukan pembakaran
untuk menguji seberapa lama kemampuan briket batubara tersebut mampu menjadi
bara.
Pada sample
pertama ini dengan menggunakan bahan utamanya batu bara dengan berat 150 gram yang direndam di spirtus dengan
waktu 3
menit untuk yang ada di tungku dan 1 cuckup dengan membasahi dengan
spirtus untuk yang berada diatas tungku kemudian dilakukan pembakaran dari
mulai pembakaran 15: 00 dan sampai menjadi bara dan habis 16 : 00 sehingga
dapat diakumulasikan bahwa mampu menyala sampai
1 jam.
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan
dari hasil kegiatan pembuatan briket adalah sebagai berikut :
1.
Pembentukan batubara dimulai sejak Batu bara adalah sisa tumbuhan dari jaman prasejarah yang berubah bentuk
yang awalnya berakumulasi di rawa dan lahan gambut. Penimbunan
lanau dan sedimen lainnya, bersama dengan pergeseran kerak bumi (dikenal sebagai pergeseran tektonik) mengubur rawa dan
gambut yang seringkali sampai ke kedalaman yang sangat dalam. Dengan penimbunan
tersebut, material tumbuhan tersebut terkena suhu dan tekanan yang tinggi. Suhu
dan tekanan yang tinggi tersebut menyebabkan tumbuhan tersebut mengalami proses
perubahan fisika dan kimiawi dan mengubah tumbuhan tersebut menjadi gambut dan
kemudian batu bara.
2. Briket
adalah bahan bakar padat yang tebuat dari batubara dengan sedikit campuran
seperti lem kayu dan tapioka. Briket batubara
mampu menggantikan sebagian dari kegunaan minyak tanah seperti untuk
pengolahan makanan , pengeringan, pembakaran dan pemanasan. Bahan baku utama
pembuatab briket batu bara adalah batubara yang sumbernys berlimpah di
indonesia dan mempunyai cadangan untuk hampir lebih kurang 150 tahun.
3.
Briket batubara yang
mengunakan bahan utama bataubara 150 gram lebih lama menjadi baraapi
dibandingkan dengan yang 100 gram jadi semakin banyak batubara yang digunakan
maka semakin lama pula pembaraan api yang dihasilkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar