BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dunia pertambangan sekarang mempunyai peranan penting dalam perkembangan
negara di dunia, karena semua hasil yang di peroleh dalam kegiatan penambangan
sangat bermanfaat. Semua sektor atau bidang membutuhkan semua bahan yang diperoleh
dari hasil kegiatan penambangan, dimulai dari bidang ekonomi, pertahanan dan
keamanan. Dan ini berarti dunia pertambangan tidak bisa
dipandang
sebelah mata.
Penambangan merupakan suatu kegiatan mengambil bahan galian
yang terdapat didalam bumi yang bersifat ekonomis sehingga bahan galian tersebut
dapat dimanfaatkan dan digunakan untuk kepentingan manusia banyak melalui suatu
tahapan proses yang menjadikan bahan galian tersebut menjadi bahan yang siap
pakai bagi kepentingan umat manusia.
Pertambangan di negara kita ini, Indonesia juga penting dalam
membangun negeri. Baik itu membangun sumber daya manusianya, infrastruktur dan
lain-lainnya. Hal ini dimulai dari membaiknya taraf hidup masyarakat maupun daerah
tempat adanya penambangan, juga terbukanya lowongan pekerjaan buat orang
banyak.
Mekanika batuan banyak sekali aplikasinya di dunia
pertambangan dan bisa dibilang sangat berguna karena mekanika batuan banyak sekali
di dunia pertambangan di pergunakan. Contohnya adalah seperti untuk geoteknik, peledakan
batuan (Rock Blasting), pembuatan jenjang terowongan bawah tanah dan
lain-lainnya
Mekanika batuan juga sangat berhubungan dengan tambang terbuka
ataupun tambang bawah tanah. Karena semua bahan–bahan galian tersebut menempel
ataupun berada di dalam batuan itu sendiri. Oleh karena itu diperlukan suatu
cara dan teknik bagaimana memisahkan bahan galian tersebut dari batuan-batuan
yang tidak ekonomis.
Karena batuan memiliki sifat–sifat yang berbeda pada tiap jenisnya
(diskontinu dan anisotrop), maka dalam hal ini dibutuhkan ilmu mekanika batuan.
Dimana fungsi daripada mekanika batuan tersebut adalah mempelajari bagaimana sifat,
cara dan teknik agar proses kegiatan penambangan tidak terganggu.
BAB
II
DASAR
TEORI
2.1.
Dasar Teori
Mekanika batuan merupakan ilmu teoritis dan terapan tentang
perilaku mekanik batuan, berkaitan dengan respons batuan atas medan gaya dari lingkungan
sekitarnya (Deere, D.V., dalam Stagg & Zienkiewicz, 1968)
Mekanika
batuan mempelajari :
1. Mekanisme deformasi
kristal-kristal mineral yang mengalami tekanan tinggi pada temperatur tinggi
2. Perilaku triaksial batuan di laboratorium
3. Stabilitas dinding terowongan
4. Mekanisme pergerakan-pergerakan kerak bumi sendiri, dalam
hal ini jelas
geologi berperan, antara lain material-material yang
terlibat:
a. masa batuan
yang keberadaannya tidak terlepas dari lingkungan
geologi atau
dihasilkan dari lingkungan geologi
b. karakter fisiknya, yang merupakan
fungsi dari cara terjadinya dan dari semua proses yang terlibat
c. stabilitas
dinding terowongan, bahkan
d. sejarah
geologi pada lokasi kejadian
Litologi suatu batuan memberikan acuan tentang
mineraloginya, tekstur,
kemas
yang mengarahkan kepada klasifikasi yang dapat diterima ; (lithology = ilmu tentang
batuan). Pentingnya klasifikasi yang dapat diterima meliputi jenis batuan, mineralogy,
tekstur, fabric (kemas) —> deskriptif terminologi —> sistem klasifikasi
yang dapat diterima, misalnya: oolitic limestone, bituminous shale.
2.2.
Prinsip Dasar Mekanika Batuan
Mengenal dan menafsirkan tentang asal-usul dan mekanisme pembentukan
suatu struktur geologi akan menjadi lebih mudah apabila kita memahami
prinsip-prinsip dasar mekanika batuan, yaitu tentang konsep gaya (force),
tegasan (stress), tarikan (strain) dan faktor-faktor lainnya yang
mempengaruhi
karakter suatu materi atau bahan.
1. Gaya (Force)
Gaya merupakan suatu vektor yang dapat merubah gerak dan
arah pergerakan suatu benda. Gaya dapat bekerja secara seimbang terhadap suatu
benda (seperti gaya gravitasi dan elektromagnetik) atau bekerja hanya pada
bagian tertentu dari suatu benda (misalnya gaya-gaya yang bekerja di sepanjang
suatu sesar di permukaan bumi).
2. Tekanan Litostatik
Tekanan yang terjadi pada suatu benda yang berada di dalam air
dikenal sebagai tekanan hidrostatik. Tekanan hidrostatik yang dialami oleh suatu
benda yang berada di dalam air adalah berbanding lurus dengan berat volume air
yang bergerak ke atas atau volume air yang dipindahkannya. Sebagaimana tekanan
hidrostatik suatu benda yang
berada
di dalam air, maka batuan yang terdapat di dalam bumi juga mendapat tekanan
yang sama seperti benda yang berada dalam air, akan tetapi tekanannya jauh
lebih besar ketimbang benda yang ada di dalam air, dan hal ini disebabkan
karena batuan yang berada di dalam bumi mendapat tekanan yang sangat besar yang
dikenal dengan tekanan litostatik.
3. Tegasan (Stress forces)
Tegasan
adalah gaya yang bekerja pada suatu luasan permukaan dari suatu benda. Tegasan
juga dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi yang terjadi pada batuan sebagai
respon dari gaya-gaya yang berasal dari luar.
4. Gaya Tarikan (Tensional Forces)
Gaya
Tegangan merupakan gaya yang dihasilkan oleh tegasan dan melibatkan perubahan
panjang, bentuk (distortion) atau dilatasi (dilation) atau ketiga-tiganya. Bila
terdapat perubahan tekanan litostatik, suatu benda (homogen) akan berubah volumenya
(dilatasi) tetapi bukan bentuknya. Misalnya, batuan gabro akan mengembang bila
gaya
2.3.
Sifat Fisik Batuan
1. Porositas
Porositas didefinisikan
sebagai perbandingan volume pori-pori (yaitu volume yang ditempati oleh fluida)
terhadap volume total batuan. Ada dua jenis porositas yaitu porositas antar
butir dan porositas rekahan.
2. Kecepatan Aliran Fluida
Kecepatan
aliran darcy atau flux velocity (v) adalah laju alir rata-rata volume flux per
satuan luas penampang di media berpori. Sedangkan kecepatan rata-rata fluida
yang melalui media berpori dikenal sebagai interstitial velocity (u)
3. Permeabilitas
Permeabilitas
adalah parameter yang memvisualisasikan kemudahan suatu fluida untuk mengalir
pada media berpori. Parameter ini dihubungkan dengan kecepatan alir fluida oleh
hukum Darcy seperti di bawah ini
Permeabilitas
mempunyai arah, dimana ke arah x dan y biasanya mempunyai permeabilitas lebih
besar dari pada ke arah z. Sistem ini disebut anisotropic. Apabila
permeabilitas tersebut seragam ke arah horizontal maupun vertikal disebut
sistem isotropik. Satuan permeabilitas adalah m2. Pada umumnya pada reservoir
panasbumi, permeabilitas vertikal berkisar antara 10-14 m2, dengan
permeabilitas horizontal dapat mencapai 10 kali lebih besar dari permeabilitas vertikalnya
(sekitar 10-13 m2). Satuan permeabilitas yang umum digunakan didunia
perminyakan adalah Darcy (1 Darcy = 10-12 m2).
4. Densitas Batuan
Densitas
batuan dari batuan berpori adalah perbandingan antara berat terhadap volume
(rata-rata dari material tersebut). Densitas spesifik adalah perbandingan
antara densitas material tersebut terhadap densitas air pada tekanan dan
temperatur yangnormal, yaitu kurang lebih 103 kg/m3.
Batuan
mempunyai sifat-sifat tertentu yang perlu diketahui,dalam mekanika batuan dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu :
a. Sifat
fisik batuan seperti bobot isi ”Spesific Gravity” porositas dan
absorbsi
”Void Ratio”.
b. Sifat
mekanika batuan seperti kuat tekan, kuat tarik, modulus
elastisitas,
”Poisson `s Ratio”
2.4 Genesa Batu Kapur
Batu kapur merupakan salah satu
mineral industri yang banyak digunakan oleh sektor industri ataupun konstruksi
dan pertanian, antara lain untuk bahan bangunan, batu bangunan bahan penstabil
jalan raya, pengapuran untuk pertanian dll.
Stabilitas politik yang baik
Indonesia telah memacu pengembangan sektor industri, konstruksi dan pertanian
ketingkat yang lebih baik. Perkembangan ini secara tidak langsung
memperlihatkan adanya peningkatan kebutuhan akan bahan baku dan penolong bagi
perkembangan sektor industri yang merupakan industri hilir. Berdasarkan
pertimbangan tersebut diperkirakan prospek pasar untuk komoditas pasar cukup
cerah.
A. Mula Jadi (Asal Mula)
Batu Kapur dapat terjadi dengan beberapa cara yaitu
secara organik secara mekanik atau secara kimia sebagian batu kapur dialam
terjadi secara organik. Jenis ini berasal dari pengembangan cangkang atau rumah
kerang dan siput. Untuk batu kapur yang terjadi secara mekanik sebetulnya
bahannya tidak jauh beda dengan batu kapur secara organik yang membedakannya
adalah terjadinya perombakan dari bahan batu kapur tersebut kemudian terbawa
oleh arus dan biasanya diendapkan tidak jauh dari tempat semula. Sedangkan yang
terjadi secara kimia jenis batu kapur yang terjadi dalam kondisi iklim dan
suasana lingkungan tertentu dalam air laut ataupun air tawar.
B.
Mineralogi
Batu Kapur dan dolomit merupakan batuan karbonat utama
yang banyak digunakan diindustri Aragonit yang berkomposisi kimia sama dengan
Kalsit (CaCO3) tetapi berbeda dengan struktur kristalnya, merupakan mineral
metas table karena pada kurun waktu tertentu dapat berubah menjadi Kalsit.
Karena sifat fisika mineral-mineral karbonat hampir sama satu sama lain, maka
tidak mudah untuk mengidentifikasinya.
C. Identifikasi Batugamping
Batugamping
merupakan salah satu golongan batuan sedimen yang paling banyak jumlahnya.
Batugamping itu sendiri terdiri dari batugamping non-klastik dan batugamping
klastik. Batugamping non-klastik, merupakan koloni dari binatang laut antara
lain dari Coelentrata, Moluska, Protozoa dan Foraminifera atau batugamping ini
sering jyga disebut batugamping Koral karena penyusun utamanya adalah Koral.
Batu gamping Klastik, merupakan hasil rombakan jenis batugamping non-klastik
melalui proses erosi oleh air, transportasi, sortasi, dan terakhir
sedimentasi.selama proses tersebut banyak mineral-mineral lain yang terikut
yang merupakan pengotor, sehingga sering kita jumpai adanya variasi warna dari
batugamping itu sendiri. Seperti warna putih susu, abu-abu muda, abu-abu tua,
coklat, merah bahkan hitam. Secara kimia batu gamping terdiri atas Kalsium
karbonat (CaCO3). Dialam tidak jarang pula dijumpai batu gamping magnesium.
Kadar magnesium yang tinggi mengubah batu gamping dolomitan dengan komposisi
kimia CaCO3MgCO3.
Adapun
sifat dari batugamping adalah sebagai berikut :
a. Warna : Putih,putih kecoklatan, dan
putih keabuan
b. Kilap : Kaca, dan tanah
c. Goresan : Putih sampai putih keabuan
d. Bidang belahan : Tidak teratur
e. Pecahan : Uneven
f. Kekerasan : 2,7 – 3,4 skala mohs
g. Berat Jenis : 2,387 Ton/m3 h.
Tenacity : Keras, Kompak, sebagian berongga.
2.5.
Manfaat Batu Kapur
Adapun pemanfaatan dari kapur
diantaranya adalah :
· bahan bangunan bahan bangunan yang
dimaksud adalah kapur yang dipergunakan untuk plester,adukan pasangan bata,
pembuatan semen tras ataupun semen merah.
· Bahan penstabilan jalan raya
Pemaklaian kapur dalam bidang pemantapan fondasi jalan raya termasuk rawa yang
dilaluinya. Kapur ini berfungsi untuk mengurangi plastisitas, mengurangi
ppenyusutan dan pemuaian fondasi jalan raya.
· Sebagai pembasmi hama Sebagai
warangan timbal (PbAsO3) dan warangan kalsium (CaAsO3) atau sebagai serbuk
belerang untuk disemprotkan.
· Bahan pupuk dan insektisida dalam
pertanian Apabila ditaburkan untuk menetralkan tanah asam yang relatife tidak
banyak air, sebagai pupuk untuk menambah unsur kalsium yang berkurang akibat
panen, erosi serta untuk menggemburkan tanah. Kapur ini juga dipergunakan
sebagai disinfektan pada kandang unggas, dalam pembuatan kompos dan sebagainya.
· Penjernihan air Dalam penjernihan
pelunakan air untuk industri , kapur dipergunakan bersama-sama dengan soda abu
dalam proses yang dinamakan dengan proses kapur soda.
2.6
Rumus – Rumus Yang Digunakan Dalam Praktikum
a. Bobot Isi Asli
b. Bobot Isi Kering
c. Bobot Isi Jenuh
d. Berat Jenis Semu
e. Berat Jenis Semu
f. Berat Jenis Sejati
g. Kadar Isi Asli
h. Saturated Water
i. Derajat Kejenuhan
j. Porositas
k. Void Ratio
BAB
III
PELAKSANAAN
PRATIKUM
3.1
Tujuan
Praktikum
Adapun
tujuan praktikum mekanika batuan ini adalah:
1. Melatih ketrampilan mahasiswa
untuk melakukan preparasi sampel uji batuan.
2. Melatih ketrampilan mahasiswa
untuk melakukan uji sifat fisik batuan
3. Melatih ketrampilan mahasiswa
untuk melakukan uji kuat tekan sample batuan
4. Melatih ketrampilan mahasiswa
untuk melakukan uji kuat tarik tidak langsung
3.2 Manfaat
Praktikum
1. Memberikan pehamanan tentang ilmu
mekanika batuan terutama mengenai sifat fisik batuan dan sifat mekanik batuan
dalam skala laboratorium.
2. Memperoleh data dan gambaran di
dalam pengujian sifat fisik dan sifat fisik mekanik batuan sehingga dapat menerapkan
konstruksi bidang rekayasa pertambangan yang baik dan aman berdasarkan kaidah
mekanika batuan.
3.3 Tempat dan Waktu Praktikum
1 Tempat
pelaksanaan praktikum ini dilaksanakan di laboratorium teknik sipil Institut
Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS)
2 Waktu
Hari/Tanggal:
1. Jumat,
16 Oktober 2015
2. Sabtu,
17 Oktober 2015
3. Minggu,
18 Oktober 2015
3. Jam
: 08 : 30 WIB – 11 : 30 WIB ( setiap hari praktikum )
3.4 Peralatan
Peralatan yang digunakan
dalam praktikum ini, yaitu :
· Oven,
digunakan untuk mengeringkan batu gamping.
· Penggaris,
untuk mengukur panjang, tinggi dan lebar awal sampel.
· Timbangan,
untuk menimbang berat awal,berat setelah di oven, dan berat setelah direndam.
· Bak/baskom
besar, untuk merendam sampel.
· Direct
shear, digunakan untuk menguji kekuatan geser sampel batu gamping
· Tes
tekan beton, digunakan untuk menguji kekuatan beton
· Krikil
dan besi panjang, digunakan untuk mengganjal beton pada saat uji tekan agar
tetap pada posisi tengah.
· Alat
tulis, digunakan mencatat kegiatan selama praktikum termasuk hasil praktikum.
3.5 Material
Material
yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu:
· Beton
· Batu
Kapur
3.6 Langkah Praktikum
A. Pengujian
Lab Sifat Fisik Batuan
· Menimbang
berat awal batu kapur sehingga mendapatkan berat kering normal.
· Memasukkan
batu ke dalam oven selama 24 jam.
· Mengeluarkan
batu dari oven, menghitung volume batu sampel.
· Kemudian
menimbang berat keringnya.
· Merendam
batu kedalam bak berisi air hingga gelembung-gelembung dari batuan tidak keluar
lagi.
· Mengeluarkan
batu dari rendaman, memasukkan batu kedalam wadah tabung yang terkait di
timbangan, wadah yang berisi batu tersebut dimasukkan kedalam bak berisi air
untuk menimbang berat batu didalam air.
· Kemudian
mengeluarkan batu dan menaruh di kolam berisi air selama 60 menit.
· Mengangkat
batu dan menimbang berat jenuh air.
· Melakukan
perhitungan dengan rumus-rumus, kemudian merata-rata kedua sampel.
B. Pengujian
Lab Sifat Mekanik Batuan
Pengujian
Geser Batuan
· Menyiapkan
3 sample batu kapur dengan ketebalan 2cm dan berdiameter 6,2cm.
· Memasukkan
sampel ke alat pengujian ( Direct Shear )
· Menutup
batu dan menekan penutup, lalu memberi beban pertama 2kg, kemudian memutar
pedal hingga terasa ada perlawanan balik dari batu sampel dan memutar pedal
disertai membaca dial setiap naik 20.
· Membaca
dial hingga tidak bisa naik, itu pertanda bahwa batu sudah pecah.
· Menambahkan
beban 4kg untuk sampel ke dua. Melakukan pengujian sama dengan sampel pertama.
Begitupula dengan sampel ke tiga, menambahkan beban hingga 8kg. Kemudian
melakukan tahap pengujian seperti sampel pertama.
· Setelah
semua data dari sampel batu kapur diperoleh, selanjutnya adalah melakukan
perhitungan.
Pengujian
Kuat Tekan
· Menimbang
sampel batu yang berdiameter 15cm dan tinggi 30cm.
· Memasukkan
sampel kedalam mesin pressing tester.
· Memasukkan
besi dan kerikil untuk mengganjal sampel batuan agar tidak goyang dan tepat di
posisi tengah.
· Menyalakan
mesin pressing tester, melihat pada dial hingga jarum tidak bisa naik lagi, dan
itu pertanda sampel sudah pecah atau retak.
· Mencatat
angka yang telah ditunjukkan jarum dial pada akhir sebelum jarum turun.
· Menghitung
data yang telah diketahui, menghitung rata-rata tegangan kuat tekan dari ke dua
sampel batu.
C. Pengujian
Kuat Tarik
· Menimbang
sampel batu yang berdiameter 15cm dan tinggi 30cm.
· Memasukkan
sampel kedalam mesin pull tester.
· Memasukkan
besi dan kerikil untuk mengganjal sampel batuan agar tidak goyang dan tepat di
posisi tengah.
· Menyalakan
mesin pull tester, melihat pada dial hingga jarum tidak bisa naik lagi, dan itu
pertanda sampel sudah pecah atau retak.
· Mencatat
angka yang telah ditunjukkan jarum dial pada akhir sebelum jarum turun.
· Menghitung
data yang telah diketahui, menghitung rata-rata tegangan kuat tekan dari ke dua
sampel batu.
BAB
IV
PERHITUNGAN
DAN ANALISIS DATA
SIFAT
FISIK BATUAN HASIL UJI LABORATORIUM
4.1
Data sifat fisik batuan
No
|
(gram)
Berat kering Normal
|
(gram)
Berat kering Oven
|
(gram)
Berat dalam
air
|
(gram)
Berat jenuh air
|
1
|
2990
|
2985
|
1755
|
3665
|
2
|
2880
|
2820
|
1750
|
3530
|
4.2
Perhitungan sifat fisik batuan:
1. Bobot
isi asli (natural density)
Data
1
Data 2
2. Bobot
isi kering (dry density)
Data
1
Data
2
3. Bobot
isi Jenuh (saturated density)
Data
1
Data
2
4. Berat
jenis Semu (apparent specific grafity)
Data
1
Data
2
5. Berat
Jenis Sejati (true specific gravity)
Data
1
Data
2
6. Kadar
Air Asli (Natural water content)
Data
1
Data
2
7. Saturated
Water content (absorption)
Data
1
Data
2
8. Derajat
Kejenuhan
Data
1
Data
2
9. Porositas,n
Data
1
Data
2
10. Void
ratio,e
Data
1
Data 2
Rata – Rata :
1.
Bobot Isi Batuan (Natural Density) =
1,7535 Kg/Cm3
2.
Bobot Isi Kering (Dry Density) =
1,732 Kg/Cm3
3.
Bobot Isi Jenuh (Saturated Density) =
2,151 Kg/Cm3
4.
Berat Jenis Semu (Apparent Spesific Density) =
1,732 Kg/Cm3
5.
Berat Jenis Sejati (True Specific Density) =
2,99 Kg/Cm3
6.
Kadar Air Asli (Natural Water Content) =
0,0115
7.
Absorpsi (Saturated Water Content) =
0,235
8.
Derajat Kejenuhan = 0,0475
9.
Porosias, n = 0,415
10.
Void Ratio, e = 0,712
BAB
V
PERHITUNGAN
DAN ANALISIS DATA MEKANIK BATUAN HASIL UJI LABORATORIUM
Data Perhitungan di lab
5.1 Tes kuat tekan dan
kuat Tarik
NO
|
KUAT
TARIK
|
BERAT
|
KUAT
TEKAN
|
BERAT
|
6
|
120
|
11975
|
310
|
11835
|
7
|
160
|
12897
|
470
|
12470
|
5.2 Tes Direct
Ketetapan
|
PEMBACAAN
DIAL
|
||
Beban
1
|
Beban
2
|
Beban
3
|
|
20
|
12
|
19
|
30
|
20
|
19
|
55
|
60
|
20
|
25
|
69
|
63
|
20
|
30
|
84
|
84
|
20
|
35
|
91
|
119
|
20
|
70
|
94
|
150
|
20
|
85
|
100
|
200
|
20
|
|
105
|
223
|
20
|
|
114
|
|
20
|
|
119
|
|
20
|
|
120
|
|
20
|
|
134
|
|
20
|
|
136
|
|
5.3
Perhitungan Direct Shear
V
|
Pembacaan kalibrasi
|
H
|
(A=
30.18 Kg/Cm2)
|
Ʈ (H/A)
Kg/Cm2
|
2
|
85
|
85
x 0.89 = 75.65
|
2
: 30.18 = 0.066
|
75.65
: 30.18 = 2.51
|
4
|
136
|
136
x 0.89 = 121.04
|
4
: 30.18 = 0.132
|
121.04
: 30.18 = 4.01
|
8
|
223
|
223
x 0.89 = 198.47
|
8
: 30.18 = 0.265
|
198.47
: 30.18 = 6.58
|
Keterangan
:
Kalibrasi
= 0,89
H
= pembacaan dial kalibrasi
Perhitungan Kuat Tarik
1. Data
Kuat Tarik 1
=
=
=
0,679
2. Data
Kuat Tarik 2
Perhitungan Kuat Tekan
1. Data
Kuat Tekan 1
σ Tekan =
=
=
=
0,109
2. Data
Kuat Tekan 2
σ Tekan =
=
=
=
0,166
BAB
VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Pada Praktikum MEKANIKA BATUAN untuk menentukan sifat
fisik dan mekanik yang di lakukan di laboratorium Jurusan Teknik Sipil ITATS,
didapatkan hasil perhitungan sifat fisik dan mekanika Batuan, Antara lain :
A.
Sifat
Fisik Batuan
1.
Bobot Isi Batuan (Natural Density) =
1,591 Kg/Cm3
2.
Bobot Isi Kering (Dry Density) =
1,581 Kg/Cm3
3.
Bobot Isi Jenuh (Saturated Density) =
1,950 Kg/Cm3
4.
Berat Jenis Semu (Apparent Spesific Density) =
1,573
5.
Berat Jenis Sejati (True Specific Density) =
2,530
6.
Kadar Air Asli (Natural Water Content) =
0,011
7.
Absorpsi (Saturated Water Content) =
0,239
8.
Derajat Kejenuhan = 0,459
9.
Porosias, n = 0,377
10.
Void Ratio, e = 0,606
B.
Sifat
Mekanik Batuan
1.
Uji Kuat Tarik (Indirect Tensile Strength Test) = 0,79925
2.
Uji Kuat Tekan (Unconfined Compressive Strength Test) = 0,13
3.
Uji Direct Shear C= 0,15453